A Beatutiful Mind demikian judul salah satu film yang cukup mengesankan dan inspiratif. Pernah denganr atau lihat judul film ini? Yapp! Film ini diangkat dari kisah nyata John Forbes Nash, seorang ahli matematik yang dibintangi Russell Crowe, Ed Harris, Jennifer Conelly, Christopher Plummer, dan Paul Jambormias Bettany ini menembus puncak Academy Award 2002 dan menyambet predikat best future.
Kisah dimulai pada tahun 1947, ketika John Forbes Nash(Russell Crowe) menjadi mahasiswa baru di
Dalam salah satu adegan A Beautiful Mind digambarkan saat Nash bersama teman-temannya mengangumi seorang gadis tercantik di antara sekelompok gadis. Karena ada satu gadis cantik, bias dipastikan kelompok Nash, kelompok para pria, akan berebutan menggaet satu ratu. Tapu Nash muncul dengan pendapat yang mengejutkan para lelaki di kelompok itu. Kalau berebuatan untuk mendapatkan yang tercantik, maka semu pria akan bertabrakan lalu hancur. Sang rau pun tak mendapatkan pasangan. Kemungkinan kedua, semua pria itu gagal mendapatkan sang ratu lalu memilih wanita-wanita lain disekelilingnya. Kelompok pria itu tetap gagal karena para wanita bersama wanita tercantik itu tak mau menjadi pilihan kedua. Satu-satunya solusinya, kata Nash, mengabaikan sang ratu cantik itu. Jika ini yang dilakukan maka semua laki-laki akan mendapatkan wanita disekeliling wanita tercantik sebagai pasangan masing-masing. Kalau ada
Bisa jadi inilah sebagian kecil ide awal munculnya game theory yang merupakan cabang ilmu matematika terapan dalam ilmu ekonomi dan yang mengantarkan Nash merebut hadiah Nobel. Belakangan, game theory banyak dipakai untuk kepentingan mengatur strategi bisnis bahkan politik.
Setelah menemukan teori ekonomi revolusioner yang membalikan asumsi Adam Smith, bapak ekonomi modern, Nash kemudian diterima dikelompok peneliti elit dan mengajar di MIT. Ilmu pengetahuan telah membuktikan perannya dalam memenangkan Amerika Serikat dalam Perang Dunia II lewat penemuan bom atom, dan kini apa yang bias dilakukan Nash dalam era Perang Dingin?
Nash diminta untuk menjadi pemecah kode rahasia dan bekerja di bawah supervise William Parcher(Ed Harris). Dia merasa sang Big Brother Parcher, salah satu orang penting dipentagon itu, mengajaknya bergabung menjadi agen rahasia AS untuk memecahkan kode rahasia intelejen Rusia. Ia patuh saja saat di perintah mencermati judul semua koran setian hari karena menurut Big Brother, agen Rusia mengirimkan kabar ke “pihak musuh” itu lewat koran. Maka guntingan koran pun berhambuiran di ruang kerjanya. Setiap hari Nash memecahkan kode dari judul-judul berita koran itu.
Tapi tentu saja itu tidak sungguh terjadi dalam dunia nyata. Semua itu hanya terjadi dalam dunia khayalanya. Ya, Nash menderita schizophrenia, di mana ia memiliki dunia lain, dunia yang penuh halusinasi. Dan Parcher hanyalah teman khayalannya. Namun repotnya, tanpa sadar dia mengikuti semua kemauan teman khayalanya itu.
John Forbes Nash memang gila dan gilanya lagi dengan segala pergulatan dan perjuangannya, ia mampu menyembuhkan dirinya sendiri dari penyakit “gila” yang diyakini banyak orang tak ada obatnya itu. Dan lebih gokilnya lagi, sebagai jenius matematik ia memiliki a beautiful mind, something yang mengantarkanya ke kursi kehormatan ilmu pengetahuan di jagat raya ini.
Banyak momment inspiratif yang terekam dalam film ini, yang bercerita tentang bagaimana menghadapi hidup, bercerita tentang kasih sayang, dan determinasi(ketekunan). dan tentu kita diajak untuk melihat hidup dari seoarang scizophrenia.
Mungkinkah kita juga bisa memiliki a beautiful mind seperti itu?? Tentu saja kita tidak harus gila terlebih dahulu untuk memilikinya. A beautiful Mind lahir dari sebuah kejernian pikiran. Dan matematik sebenarnya bias mengantarkan kita menuju kejernian itu. Hanya lewat kejernian itu kita bisa menguraikan berbagai persoalan hingga menemukan solusinya.
No comments:
Post a Comment